“FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN ISLAM” - My Articles
Pendidikan islam merupakan hal yang tidak bisa
terlepas dari kehidupan umat islam. Pendidikan merupakan unsur terpenting bagi
manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah swt, karena orang
semakin banyak mengerti tentang unsur-unsur pendidikan islam
maka kemungkinan besar mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan
terciptanya seorang hamba yang beriman.
Pendidikan adalah alat
atau sarana bagi manusia untuk mengembangkan keilmuan dipengetahuan, oleh karena
itu pendidikan diharapkan memiliki setandart yang tertata, dikurikulumkan,
jelas teori-teori dan konsep-konsep pendidikan yang diharapkan adalah konsep
dan teori yang relevan dengan keadaan yang berlaku.
Dalam mejalani
keidupan didunia ini, kita tidak lepas yang namanya pendidikan islam. Mendidik
anak, saudara, lingkungan, dan masyarakat adalah salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia pada umumnya. Tanpa adanya pendidikan islam
yang baik, sulit bagi manusia untuk mewujudkan kualitas hidup yang
efektif, efesien, dan tepat guna. Maka dari itu pendidikan islam sangat penting
bagi manusia disegala kehidupan, entah kalangan ke bawah, ke atas yang
bergelimang harta.
A.
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Kata
“pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya yaitu
“tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya
adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam
bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan, “pendidikan islam” dalam bahsa
arab “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah digunakan pada
zaman nabi Muhammad SAW.
Pendidikan
secara teorits mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa
anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan
“menumbuhkan” kemampuan dasar manusia.
Jadi,
Pendidikan Islam berarti sisterm pendidikan yang memberikan kemampuan seseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang
telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan
islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi
seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.
B.
Pengertian Faktor-faktor Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan
pendidikan agama islam, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang
ikut menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.
Faktor-faktor
pendidikan itu ada lima macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang
lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah:
1.
Faktor tujuan
2.
Faktor pendidik
3.
Faktor anak didik
4.
Faktor alat
5.
Faktor lingkungan[3]
Jadi dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor pendidikan islam adalah sesuatu yang ikut menentukan
keberhasilan pendidikan islam yang memiliki beberapa bagian yang saling
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor pendidikan selanjutnya juga disebut
dengan komponen-komponen pendidikan.
Kelima komponen diatas
adalah sebuah sistem, artinya kelima komponen itu merupakan satu kesatuan
pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi berkaitan satu sama
lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
C.
Faktor-faktor Pendidikan Islam
1.
Faktor Anak Didik
Faktor anak didik merupakan salah satu faktor pendidikan yang
sangat penting. Pendidikan tidak akan berlangsung, tanpa adanya peserta didik.
Oleh karena itu, Faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor manapun.
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu
yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu
dikembangkan. Disini peserta didik atau anak didik adalah makhluk Allah yang
terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai kematangan, baik
fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, mereka
senantiasa memerlukan bimbingan dan arahan dari pendidik agar dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki secara optimal.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik peserta
didik. Pertama, peserta didik bukan miniatur oarang dewasa, ia mempunyai
dunianya sendiri , sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan
dengan orang dewasa. Orang dewasa tidak patut mengeksploitasi dunia peserta
didik, dengan memetuhi segala aturan dan keinginannya, sehingga peserta didik
kehilangan duniannya.
Kedua, peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut pemenuhan
kebutuhan itu semaksimal mungkin. Ketiga, peserta didik memiliki perbedaan
antara individu satu dengan individu
yang lain, baik dari faktor indogen (fitroh) maupun dari segi eksogen
(lingkungan) yang meliputi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, dan minat.
Keempat, peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam
pendidikan adalah bagaimana dalam proses pendidikan itu dapat disesuaikan
dengan pola dan tempo, serta irama perkembangan peserta didik. Karena kadar
kemampuan peserta didik sangat ditentukan oleh usia atau periode
perkembangannya.
Kode Etik Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
Menurut
Al-Ghozali yang di kutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, merumuskan sebelas pokok
kode etikk peserta didik diantaranya yaitu:
a.
Belajar
dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik
dituntut untuk menyucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang
tercela dan mengisi dengan akhlak yang terpuji.
b.
Mengurangu
kecenderungan pada duniawi di bandingkan akhirat. Artinya, belajar tak
semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan, tapi juga ingin berjihad melawan
kebodohan demi mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi, baik digadapan manusia
dan Allah SWT.
c.
Bersikap
tawadhu (rendah hati) dengan cara bijaks dalam menggunakan kecerdasannya, tidak
sombong dengan ilmu yg dia dapatkan dan mengucilkan orang yang rendah iQ nya.
d.
Belajar
dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah menuju
pelajaran yang sulit Qs. Al-Insyiqaq ayat 19
¨ûãùx.÷tIs9 $¸)t7sÛ `tã 9,t7sÛ ÇÊÒÈ
19. Sesungguhnya kamu melalui
tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),[1566]
2.
Faktor Pendidik/Guru/Ustadz
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi efektif, kognitif, dan psikomotorik.
Pendidik terbagi menjadi dua, yaitu:
a.
Pendidik
kodrat. Disini yang disebut pendidik kodrat adalah orang tua.
b.
Pendidik
jabatan. Maksudnya yaitu guru disekolah.
Pendidik mempunyai kedudukan yang tinggi dalam islam. Dalam hadis
nabi saw. disebutkan: “tinta seorang ilmuan (yang menjadi guru) lebih
berharga ketimbang darah para syuhada”. Dalam beberapa kitab hadis kita
banyak menemukan hadis yang menerangkan betapa tinggi derajat orang yang
berpengetahuan.
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 tugas, yaitu:
a.
Mengajarkan
ilmu pengetahuan agama islam
b.
Menanamkan
keilmuan dalam jiwa anak
c.
Mendidik
anak agar taat menjalankan agama
d.
Mendidik
anak agar berbudi pekerti yang baik[6]
3.
Faktor Alat
Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu
yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapaai tujuan dari pendidikan baik
berupa benda maupun bukan benda.
Menurut Madyo Ekosilo. Alat pendidikkan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a.
Alat
pendidikan yang bersifat material, berupa benda-benda nyata untuk memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, papan tulis, alat tulis, penghapus dan
media lain dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
b.
Alat
pendidikan non material, yaitu alat-alat pendidikan yang berupa keadaan atau
kondisi, tindakan atau perbuatan yang diadakan atau dilakukan dengan sengaja
sebagai sarana dalam kegiatan pendidikan.
4.
Faktor Tujuan
Menurut Dr. Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan ialah sesuatu yang
hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila pendidikan itu
berbentuk pendidika formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu
kurikulum. Jadi, intinya tujuan pendidikan itu adalah pencapaian sesuatu
melalui usaha pendidikan.
Tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk manusia yang
berkarakter , yakni berkepribadian islam, menguasai tsoqaf islam, dan menguasai
sains dan teknologi.
a.
Berkepribadian
islam
Tujuan
yang pertama ini hakekatnya merupakan konsekwensi keimanan seorang muslim,
yakni bahwa seorang muslim harus memegang identitas mulimnya yang tampak pada
cara berfikir dan cara bersikapnya yang senantiasa dilandaskan pada ajaran
islam.
Ada
tigaa langkah metode pembentukaan
kepribadian islam:
1)
Menanamkan
aqidah islam pada peserta didik
2)
Mendorong
peserta didik agar mempunyai cara berfikir dan perilaku diatas aqidah dan
syariat islam
3)
Senantiasa
mengisi pemikiran peserta didik dengan tsaqof islam dan mengamalkannya dalam
seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepda Allah swt.
b.
Menguasai
tsaqof islam
Dalam
menguasai hal ini islam telah mewajibkan agar setiap muslim menuntut ilmu. Imam
Al Ghazali dalam ihya ulumuddin bab ilmu membagi ilmu menjadi dua kategori ,
1)
Ilmu
fardhu a’in
Seperti
pemikiran, ide, dan hukum-hukum islam, bahasa arab, sirah nabawiyah, al-qur’an,
al hadist dll.
2)
Ilmu
fardu kifayah
Ilmu
yang termasuk dalam golongan ini adalah ilmu kehidupan seperti, ilmu biologi,
biologi, fisika, kdokteran, pertanian dan lain sebagainya.
c.
Menguasai
sains dan teknologi
Menguasai
ilmu iptek agar umat islam mampu mencapai kemajuan material sehingga
menjalankan misi sebagai khalifah Allah swt dengan baik di muka bumi .
5.
Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pada pertumbuhan dan
perkembangan jiwa anak. Adapun pengaaruh lingkungan itu terbagi atas dua yaitu
pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif apabila lingkungan itu
dapat memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk
berbuat hal-hal yang baik. Sebaliknya, pengaruh lingkungan dapat dikatakan
negatif bilama keadaan anak disekitarnya itu tidak memberikan pengaruh baik.
Karena berhasil atau tidaknya pendidikan disekolah juga banyak
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dari anak didik.
[1] Zakiah Drajat,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 25.
[2] M. Arifin, Ilmu
Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 32.
[3] Z. AG. S, Methodik
Khusus Pendidikan Agama, Cetakan ke VIII , Malang, 19983, hlm 28.
[5] Toto Suharto, Op.Cit.
hlm, 123.
No comments